Saya
waktu hamil pertama ada gejala pre-eklampsia (tensi tinggi, urin masih
normal), pas usia kandungan 37 minggu, akhirnya usia 38 diinduksi,
tetapi anak sudah stres di dalam, akhirnya caesarean, epidural. Nggak
IMD, tapi anak saya sukses asi hingga usia 15 bulan, karena perubahan
rasa asi--saya hamil lagi anak kedua, masih asi hingga 2 tahun (mulai 1
tahun udah diberikan uht juga selain asi). Jika mengalami pre-eklampsia,
maka kemungkinannya muncul pre-eklampsia akan lebih tinggi untuk
kehamilan kedua. Tapi beruntung sekali, pada kehamilan kedua saya tidak
mengalami pre-eklampsia. Bagaimanapun juga, perlu sekali mengontrol
tekanan darah ketika hamil, untuk mendeteksi dini pre-eklampsia.
Oke, ngelanturnya selesai, sekarang kita kembali ke ruang operasi. Setelah anak saya dikeluarkan, dibersihkan langsung, difoto misua, placenta diklamp dan dipotong (misua nggak mau potong karena keasyikan foto), dinilai apgar score, semua beres, dibopong keluar oleh misua. Kira-kira 30 menit kemudian saya kembali ke kamar pasien dan menyusui anak saya. Jadi menurut saya IMD ya oke, tapi kalau tidak IMD atau tidak sukses IMD jangan sedih, karena tidak berarti kalau IMD gagal
nggak bisa ASIX.
Anak saya lahir pas malam jam 11, pagi jam 8 saya sudah 'dipaksa' ama suster mandi. Katanya harus biasakan bergerak dan untuk bersihkan badan, biar nggak banyak kuman, anak tar jadinya ngampang sakit. Memang geraknya nggak leluasa, nggak seperti biasa, harus pegangan, perlahan-lahan turunnya. Untuk manajemen sakit pasca caesarean, saya diberikan dua jenis obat, yang pertama adalah pain killer benaran, diminum setiap 4 jam dan yang kedua adalah paracetamol 2 biji (total 1000 mg) diminum setiap 6 jam, jadi diselang-seling.
Bagiamana kalau sebelum 6 jam sudah sakit? Saya lupa-lupa ingat, sepertinya kalau sebelum 6 jam sudah sakit (efek paracetamol nggak terlalu kuat) maka sudah boleh diminum pain killernya deh, khususnya pas awal-awal baru selesai operasi, coba diskusikan dengan dokernya. Alasan diselang seling bisa jadi karena pain killer kan rada keras obatnya. Tentunya pain killer yang digunakan adalah yang cocok buat menyusui. Manajemen sakit kombinasi obat ini berlangsung sekitar 3 hari, kemudian karena sudah nggak terlalu sakit, maka cuma konsumsi paracetamol. Oh ya, ada lembaran kayak plastik yang ditempelkan di luka operasi biar tidak kena air. Nggak pakai apa-apa selain itu. Waktu tanya suster, bisa robek nggak luka, ditertawain, katanya nggak mungkin luka robek, apalagi jahitannya pakai yang kayak zip, jadi jangan khawatir.
Setelah pulang ke rumah, manajemen sakitnya tetap menggunakan paracetamol (jadi obat ini bukan cuma untuk demam aja ternyata, bisa sebagai analgesik juga). Pada awalnya saya konsumsi 2 biji setiap 6 jam, lama-lama saya perpanjang waktunya, bila terasa rada sakit baru konsumsi, kemudian saya malah kurangi cuma 1 biji aja. Konsumsi paracetamol di rumah berlangsung kurang lebih 1 mingguan. Karena sudah nggak sakit lagi, maka dihentikan. Aktifitas di rumah seperti biasa, jaga anak pertama, susui anak kedua bla bla bla, cuci, masak, ya begitulah, pasrah aja dapatnya misua yang pemalas ~ngomel. Sekarang tahu kan enak banget di Indo, banyak yang bantuin.
Mengenai obat China pasca operasi, biasanya nama obatnya adalah Pian Zhi Huang (anti peradangan), sebenarnya tidak dianjurkan untuk Busui. Jadi nggak usah dikonsumsi. Waktu itu, juga dikasih obat anti peradangan (obat apotek), tapi cuma dikasih tahu, konsumsi bila perlu, alias kalau luka oke-oke aja, nggak usah dimakan. Jadi siapkan aja, minta resepnya.
Diskusikan lebih lanjut mengenai obat kombinasi ini-pain killer + paracetamol dan teruskan paracetamol di rumah. Saya yakin semua Moms akan membuat dirinya lebih nyaman. Jangan lupa minta resep anti peradangannya, lupakan obat China dan jamu.
Semoga bermanfaat.
Mantan Pacar sh.
Oke, ngelanturnya selesai, sekarang kita kembali ke ruang operasi. Setelah anak saya dikeluarkan, dibersihkan langsung, difoto misua, placenta diklamp dan dipotong (misua nggak mau potong karena keasyikan foto), dinilai apgar score, semua beres, dibopong keluar oleh misua. Kira-kira 30 menit kemudian saya kembali ke kamar pasien dan menyusui anak saya. Jadi menurut saya IMD ya oke, tapi kalau tidak IMD atau tidak sukses IMD jangan sedih, karena tidak berarti kalau IMD gagal
nggak bisa ASIX.
Anak saya lahir pas malam jam 11, pagi jam 8 saya sudah 'dipaksa' ama suster mandi. Katanya harus biasakan bergerak dan untuk bersihkan badan, biar nggak banyak kuman, anak tar jadinya ngampang sakit. Memang geraknya nggak leluasa, nggak seperti biasa, harus pegangan, perlahan-lahan turunnya. Untuk manajemen sakit pasca caesarean, saya diberikan dua jenis obat, yang pertama adalah pain killer benaran, diminum setiap 4 jam dan yang kedua adalah paracetamol 2 biji (total 1000 mg) diminum setiap 6 jam, jadi diselang-seling.
Bagiamana kalau sebelum 6 jam sudah sakit? Saya lupa-lupa ingat, sepertinya kalau sebelum 6 jam sudah sakit (efek paracetamol nggak terlalu kuat) maka sudah boleh diminum pain killernya deh, khususnya pas awal-awal baru selesai operasi, coba diskusikan dengan dokernya. Alasan diselang seling bisa jadi karena pain killer kan rada keras obatnya. Tentunya pain killer yang digunakan adalah yang cocok buat menyusui. Manajemen sakit kombinasi obat ini berlangsung sekitar 3 hari, kemudian karena sudah nggak terlalu sakit, maka cuma konsumsi paracetamol. Oh ya, ada lembaran kayak plastik yang ditempelkan di luka operasi biar tidak kena air. Nggak pakai apa-apa selain itu. Waktu tanya suster, bisa robek nggak luka, ditertawain, katanya nggak mungkin luka robek, apalagi jahitannya pakai yang kayak zip, jadi jangan khawatir.
Setelah pulang ke rumah, manajemen sakitnya tetap menggunakan paracetamol (jadi obat ini bukan cuma untuk demam aja ternyata, bisa sebagai analgesik juga). Pada awalnya saya konsumsi 2 biji setiap 6 jam, lama-lama saya perpanjang waktunya, bila terasa rada sakit baru konsumsi, kemudian saya malah kurangi cuma 1 biji aja. Konsumsi paracetamol di rumah berlangsung kurang lebih 1 mingguan. Karena sudah nggak sakit lagi, maka dihentikan. Aktifitas di rumah seperti biasa, jaga anak pertama, susui anak kedua bla bla bla, cuci, masak, ya begitulah, pasrah aja dapatnya misua yang pemalas ~ngomel. Sekarang tahu kan enak banget di Indo, banyak yang bantuin.
Mengenai obat China pasca operasi, biasanya nama obatnya adalah Pian Zhi Huang (anti peradangan), sebenarnya tidak dianjurkan untuk Busui. Jadi nggak usah dikonsumsi. Waktu itu, juga dikasih obat anti peradangan (obat apotek), tapi cuma dikasih tahu, konsumsi bila perlu, alias kalau luka oke-oke aja, nggak usah dimakan. Jadi siapkan aja, minta resepnya.
Diskusikan lebih lanjut mengenai obat kombinasi ini-pain killer + paracetamol dan teruskan paracetamol di rumah. Saya yakin semua Moms akan membuat dirinya lebih nyaman. Jangan lupa minta resep anti peradangannya, lupakan obat China dan jamu.
Semoga bermanfaat.
Mantan Pacar sh.
No comments:
Post a Comment